stop


Suara Semesta (Kabupaten Cirebon) -
Forum Komunikasi Kuwu Kabupaten Cirebon (FKKC) kembali menyelenggarakan kegiatan haul Mbah Kuwu Sangkan, tokoh pendiri Cirebon yang sangat dihormati, sebagai bagian dari pelestarian budaya dan spiritualitas masyarakat. Acara ini digelar di dua lokasi utama, yaitu di makam Mbah Kuwu di Desa Cirebon Girang, Kecamatan Talun, dan di komplek makam Sunan Gunung Jati di Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon.

Dengan mengusung semangat Memayu Hayuning Bawana, kegiatan ini menjadi refleksi nilai-nilai luhur masyarakat Cirebon dalam menjaga keseimbangan antara manusia, alam, dan budaya. Tradisi ziarah dan doa bersama yang diselenggarakan FKKC tidak hanya menjadi bentuk penghormatan terhadap leluhur, tetapi juga sebagai sarana memperkuat jalinan sosial dan spiritual antarwarga serta perangkat desa.

Ketua FKKC Kabupaten Cirebon, Muali, menyampaikan bahwa acara haul ini merupakan komitmen bersama dalam menjaga warisan sejarah dan budaya lokal.

“Haul Mbah Kuwu bukan sekadar tradisi tahunan, tapi merupakan wujud nyata komitmen kita dalam menjaga warisan budaya dan spiritual Cirebon. Semangat memayu hayuning bawana adalah pengingat bagi kita semua untuk terus merawat keharmonisan antara manusia, alam, dan nilai-nilai luhur yang diwariskan para leluhur,” ujar Muali.


Selain kegiatan keagamaan, haul ini juga dirangkaikan dengan pagelaran seni budaya sebagai upaya pelestarian tradisi lokal. Kehadiran berbagai elemen masyarakat, termasuk para kuwu, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan unsur Forkopimda Kabupaten Cirebon, menjadi bukti kuatnya sinergi dalam merawat identitas budaya Cirebon.

Tak hanya itu, nilai memayu hayuning bawana juga terus dihidupkan dalam ruang-ruang pendidikan dan kegiatan kebudayaan, termasuk di IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Nilai ini menjadi fondasi penting dalam menanamkan kecintaan generasi muda terhadap budaya Jawa dan kearifan lokal yang berkembang di wilayah Cirebon.

Kecamatan Gunung Jati sebagai lokasi kegiatan memiliki nilai historis tinggi karena menjadi tempat berdirinya jejak sejarah dan spiritualitas, termasuk makam para wali seperti Sunan Gunung Jati. Desa-desa di wilayah ini, seperti Mayung, juga dikenal sebagai pusat budaya dan tradisi yang tetap lestari hingga kini.

Dengan semangat memayu hayuning bawana, FKKC Kabupaten Cirebon berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi agenda tahunan semata, tetapi juga menjadi warisan spiritual dan budaya yang terus hidup dan berkembang di tengah masyarakat.

(Ramadhan).

Baca Juga

Post A Comment:

0 comments: