Kehadiran tim dari Timor Leste diantaranya :
1. Amadeu Silva Lopes, Direktur Nasional Pendidikan dan Pelatihan Koperasi
2. Gil Bento, Direktur Nasional Pengembangan Koperasi
3. Francisco Xavier, Kepala Departemen Promosi Produksil
4. Estanislau Claudia Ximenes, (Atai) Tehnical advisor Kementerian Muda Koperasi Republica Democratica DeTimor Leste (RDTL)
Dalam suasana Desa Beber diguyur Hujan yang cukup deras tak mematahkan semangat, Kedatangan rombongan disambut langsung oleh Kepala Desa Beber, didampingi Ir. Khaerudin selaku tenaga ahli, Ketua Kelompok Tani Sorgum Silihwangi, serta Prof. Husni Fuad, pakar pertanian, tenaga ahli nasional, Balai Benih Biogen Bogor, Prof.Dr Endang Gati Lertasi Pemulia tanaman sorgum varietas benih unggul Bioguma 1, Bioguma 2, dan Bioguma 3.
Dalam suasana hujan yang cukup deras kepala desa Beber yang akrab disapa dengan kuwu momon membuka acara pertemuan dengan memperkenalkan satu persatu tim atau kelompok tani sorgum silih wangi kepada tim dari Negara Timor Leste, pertemuan berlangsung akrab dengan saling memperkenalkan tim yang disamppaikan oleh Amadeus Silva Lopes Direktur Nasional Pendidikan dan Pelatihan Koperasi Timor Leste sekligus pimpinan tim dari Timor Leste.
Dalam pemaparan yang dismpaikan Ir Khaerudin, Timor Leste mendapatkan gambaran mengenai perjalanan pengembangan sorgum di Desa Beber, mulai dari, Uji coba varietas dan adaptasi lahan, Sistem budidaya dan manajemen kelompok tani, Strategi pemberdayaan petani dan masyarakat, serta dukungan kebijakan Pemerintah Desa.
Dan Saat ini, sorgum tidak hanya menjadi alternatif pangan pengganti gandum dan beras, tetapi telah diolah menjadi tepung, nasi sorgum, kue, minuman sehat, beras sorgum bahkan pakan ternak dan biomassa energi.
Pada kesempatan yang sama Estanislau Claudio Ximenes (Atai) Technical Advisor Tim dari Kementrian muda Koperasi Repubica Democratica De Timor-Leste (RDTL) mengungkapkan bahwa dirinya telah mulai mempelajari dan mengembangkan tanaman sorgum ini sejak 2017 silam dimana saat itu pemerintah Timor Leste sangat mendukung hingga penanaman dan pengembangan sorgum cukup berhasil dengan dua parietas yaitu merah dan putih, namun tidak bertahan lama katanya, dikarenakan beberpa kebijakan pemerintah pada akhirnya perkembangan penanaman sorgum kami terhambat dan semakin menurun ujarnya.
Prof. Husni Fuad mengatakan “Sorgum adalah masa depan kemandirian pangan” sebagai tenaga ahli Balai Benih Biogen, varietas Bioguma 1, 2, dan 3, Prof. Husni menegaskan bahwa sorgum adalah tanaman strategis yang sangat cocok di wilayah tropis dan lahan marginal.
“Sorgum sangat adaptif, kebutuhan airnya lebih sedikit dibanding padi atau jagung, dan nilai ekonominya tinggi karena seluruh bagian tanamannya bisa dimanfaatkan. Dalam arti bersifat bebas sampah (zero waste). Dan bisa dikatakan Jika dikelola dari hulu ke hilir, sorgum bisa menjadi tulang punggung kemandirian pangan, baik di Indonesia maupun Timor Leste,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan harapan agar pertemuan ini tidak hanya berhenti pada sebatas kunjungan, tetapi berkembang menjadi kolaborasi riset, pertukaran benih, hingga ekspor produk, dan semoga kelompok tani silih wangi tetap eksis dan menjadi pusat benih nasional, tukasnya.
Direktur Nasional Pendidikan dan Pelatihan Koperasi Timor Leste, Amadeu Silva Lopes, menyampaikan kekaguman atas keseriusan Desa Beber yang berusaha terus membangun ekosistem sorgum terpadu, kami akan melaporkan hasil kinjungan ini kepada pihak pemerintah kami.
“Kami melihat model yang sangat bagus dari sisi budidaya, kelembagaan petani, pengolahan produk, dan dukungan pemerintah desa yang berjalan selaras. Ini adalah contoh yang ingin kami terapkan di negara kami,” ujarnya.
Salah seorang Perwakilan kelompok tani wilayah Kuningan, Jawa Barat, Didin Solehudin, yang turut hadir, menilai kunjungan ini menjadi motivasi besar bagi kami dan petani diwilayah kuningan.
“Kami di Kuningan juga mulai mengembangkan sorgum, tapi melihat Desa Beber, kami jadi semakin yakin bahwa sorgum bisa menjadi sumber penghasilan utama. Harapan kami, ada pendampingan lanjutan dan akses pasar yang lebih luas,” dan bisa menjadikan pupuk aktan yang dimilikinya bisa berkolaborasi dengan pembibitan sorgum menjadi satu paket dalam penanaman sorgum, ungkapnya.
Didin juga mendorong pemerintah daerah agar lebih serius mendukung petani sorgum melalui pelatihan, bantuan alat produksi, dan pembiayaan.
Salah satu pengusaha dari PT Usaha Farm Jaya, Taufan Henry Wibowo, menyatakan
“Sorgum memiliki nilai tambah yang luar biasa. kami melihat peluang besar untuk produk pangan sehat berbasis sorgum. Jika ekosistemnya kuat, sektor swasta Mungkin akan masuk untuk investasi dan membuka akses pasar nasional bahkan ekspor,” tegasnya.
Kepala Desa Beber menyambut baik kunjungan ini sebagai pintu masuk memperluas jejaring internasional dan memperkuat posisi Desa Beber sebagai pusat inovasi dan pusat benih sorgum nasional Sebagaimana dikatakan Prof.Husni.
“Kami siap berbagi pengalaman, melakukan transfer pengetahuan, dan menjalin kerja sama konkret dengan Timor Leste maupun mitra lainnya,” ujarnya.
Melalui kunjungan ini, Desa Beber tidak hanya menunjukkan keberhasilan dalam budidaya dan produksi benih sorgum, tetapi juga membuktikan bahwa sinergi antara petani, akademisi, pemerintah desa, dan dunia usaha dapat melahirkan model kemandirian pangan yang diakui hingga tingkat internasional.
Diharapkan Desa Beber kini tidak hanya menjadi percontohan nasional, tetapi akan berkembang menjadi rujukan global dalam pengembangan sorgum.
Pewarta : Ramadhan
Post A Comment:
0 comments: