![]() |
Saat acara. dok. suarasemesta |
Metode berhitung dengan jari karya Nanang Anwarudin, S.Si itu langsung mendapat respon positif dari guru, pengawas, kepala sekolah, hingga dunia usaha.
“Metode ini lahir dari menampilkan melihat anak-anak yang kesulitan berhitung. Prinsipnya sederhana, tapi bisa jadi pintu masuk meningkatkan literasi numerasi,” ujar Nanang, penemu Stenomat.
Ketua PC ISNU Kabupaten Cirebon Udin Jaenudin, M.Pd menyebut Stenomat bisa menjawab tantangan rendahnya skor tes Indonesia Program for International Student Assessment (PISA) 2022. “Dampak metode baru akan terlihat sembilan tahun ke depan. Stenomat peluang bagi perbaikan jangka panjang,” katanya.
![]() |
Saat acara. dok. suarasemesta |
Koordinator Pengawas SD Kabupaten Cirebon H. Nano Sutarno, M.Pd juga menilai Stenomat layak diterapkan secara luas. “Numerasi adalah fondasi. Kalau kuat berhitung, pelajaran lain lebih mudah dikuasai,” tegasnya.
Dukungan juga datang dari dunia usaha. Komisaris Utama PT Roda Lestari Utama Dade Rosadi menilai Stenomat sebagai strategi inovasi menuju Indonesia Emas 2045. “Bukan hanya alat bantu di kelas, tapi kontribusi nyata Cirebon untuk generasi emas,” ujarnya.
Acara diakhiri dengan doa bersama setelah berbagai pihak. Seluruh peserta menyatakan komitmennya untuk mendorong penerapan Stenomat di sekolah dasar dan madrasah sebagai terobosan peningkatan literasi numerasi di Kabupaten Cirebon.
Ramadhan
Post A Comment:
0 comments: