stop


Suara Semesta, Kabupaten Cirebon
Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati Cirebon (UIN SSC) menjadi salah satu Perguruan Tinggi paling terkemuka di wilayah Ciayumajakuning. Letaknya yang strategis, serta penyematan khusus Perguruan Tinggi Siber dari Kementerian Agama menjadi tantangan tersendiri agar ke depan bisa menjadi Perguruan Tinggi yang lebih berprestasi dan bermanfaat. UIN SSC diharapkan akan menjadi pelopor Perguruan Tinggi Siber yang fokus pada pengejawantahan nilai-nilai keislaman sekaligus kemasyarakatan. 

Tujuan mulia tersebut yang setidaknya juga saya yakini mengilhami Jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan dalam acara Asesmen Lapangan oleh Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (Lamdik), di mana salah satu dari sekian banyak rangkaiannya dilaksanakan pada hari Selasa, 18 Maret 2025. Meskipun agak telat datang, untungnya acara pun ternyata belum saja dimulai, setelah jam menunjukkan lebih dari pukul 14.00, dari jadwal semula pukul 13.00. Saya sendiri telat karena nyaris dari sejak pagi buta ada jadwal kuliah shubuh bersama para jamaah, demikian berlanjut pada pukul 8.00, sampai masih ada acara bakda dhuhur. 

Saya diundang Jurusan, yang kini diketuai oleh Bu Yeti Nurizzati, salah seorang dosen perempuan yang juga pernah mengajar saya dulu saat kuliah. Sebagai salah seorang alumni, tentu saya punya tanggungjawab moral agar sekarang dan ke depan Jurusan Tadris IPS bisa semakin berprestasi dan bermanfaat, bukan hanya bagi civitas akademika, melain bagi masyarakat luas. Nama Jurusan Tadris IPS harus harum sebagaimana diharapkan realitas sosial. 

Selain menyampaikan latar belakang dan pengalaman setelah lulus kuliah, saya menyampaikan sedikitnya ada 3 pilar penting yang harus menjadi pedoman transformasi Jurusan Tadris IPS ke depan. Pertama, penguatan literasi. Kedua, praktik entrepreneurship. Dan ketiga, penekanan pada pembauran sosial. Anggap saja catatan harian ini sebagai catatan pelengkap apa yang telah saya sampai di hadapan forum. 

Saya menyebutnya sebagai "ekosistem sosial." Sebuah sistem di mana setiap bagian komponen masyarakat, mulai dari pihak Perguruan Tinggi (UIN SSC), alumni, para pihak terkait dan masyarakat harus mempunyai hubungan timbal balik, integratif dan koheren satu sama lain. Jangan sampai masing-masing pihak berjalan sendirian. Nah, jembatan dari kepentingan bersama para pihak itu adalah literasi, entrepreneurship dan pembauran sosial. Jurusan Tadris IPS harus terus memperkuat komitmennya agar bisa terus konsen pada penguatan literasi. Mulai dari fasilitas perpustakaan Jurusan yang lengkap, fasilitas penunjang berbasis teknologi yang memadai, kebiasaan membaca, menganalisis, dan menulis, harus menjadi spirit dalam aktivitas perkuliahan. 

Berikutnya entrepreneurship, spirit sosial pada Jurusan Tadris IPS harus dijadikan komitmen agar civitas akademika bisa mengkonkretkan pendidikan ke dalam pratik entrepreneurship dalam bentuk berbagai unit dan produk usaha yang nyata. Di sinilah berbagai teori yang dipelajari di dalam berbagai mata kuliah diuji relevansinya. Lebih dari itu, agar kelak para lulusan sarjana Jurusan Tadris IPS tidak semuanya berebut menjadi guru di sekolah. Melainkan harus banyak yang berkiprah sebagai pengusaha atau pebisnis, penulis, penggerak Desa, dan lain sebagainya. 

Tidak kalah penting juga adalah pembauran sosial. Sebuah prioritas pendidikan agar para mahasiswa dan dosen bisa terjun langsung ke dalam realitas masyarakat. Hidup membaur bersama alam dan masyarakat Desa. Lagi-lagi agar berbagai teori-teori di dalam mata kuliah tidak terlihat absurd dan abstrak. Demikian 3 pilar utama pendidikan yang harus menjadi ruh perkuliahan Jurusan Tadris IPS. Dalam kesempatan ini juga saya menyampaikan berbagai pengalaman menulis buku, ikut dalam upaya pemberdayaan sosial, berdakwah keliling pelosok daerah dan hidup full di Desa. 

Kalau konsep pendidikan yang diupayakan Jurusan Tadris IPS seperti demikian, saya yakin masa depan lulusan sarjananya akan menghadapi masa depan yang cerah. Para sarjana yang dibekali mental baja, punya jiwa kreatif dan inovatif yang tinggi, serta punya kepedulian terhadap kehidupan sosial masyarakat, terutama di Desa-desa. Semoga Jurusan Tadris IPS semakin maju dan hasil maqshud! 

Penulis : Aa M Haerudin / Ujang Subhan

Pesantren Tahfidz Al-Qur'an Al-Insaaniyyah, 18 Maret 2025, 23.25 WIB
Baca Juga

Post A Comment:

0 comments: