Suara Semesta| Kota Cirebon – Memasuki tahun 2025, SDN Kayuwalang di Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, masih menghadapi tantangan terkait kekurangan fasilitas pendidikan. Sekolah ini belum memiliki ruang perpustakaan dan membutuhkan tambahan dua ruang kelas baru (RKB) untuk mengakomodasi dua rombongan belajar (rombel). Hal ini menjadi salah satu prioritas utama yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah SDN Kayuwalang, Ibu Yunita, dalam wawancara pada Selasa, 14 Januari 2025.
Pembelajaran Bahasa Inggris Mulai dari Kelas 1
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, SDN Kayuwalang telah mengambil langkah progresif dengan memperluas pembelajaran bahasa Inggris. Program ini kini diberikan mulai dari kelas 1 hingga kelas 6, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang hanya mengikuti panduan Kurikulum Merdeka.
“Target kami tahun ini adalah memberikan pelajaran bahasa Inggris sejak dini, dimulai dari kelas 1. Meskipun untuk kelas 1 dan 2 masih dalam tahap awal, kami berharap ini dapat membangun dasar yang kuat bagi siswa untuk bersaing di tingkat yang lebih tinggi,” ungkap Yunita.
Bahasa Inggris tidak hanya menjadi bagian dari kurikulum wajib, tetapi juga masuk dalam kegiatan ekstrakurikuler untuk memperkuat kemampuan siswa.
Penguatan Pendidikan Keagamaan
Selain bahasa Inggris, sekolah juga memprioritaskan penguatan nilai-nilai keagamaan melalui kegiatan rutin setiap hari Jumat. Program ini dirancang dengan tema yang berbeda setiap minggunya.
“Minggu pertama kami adakan kultum, minggu kedua salat duha berjamaah, minggu ketiga yasinan, dan minggu keempat hafalan Asmaul Husna. Kami juga memiliki ekstrakurikuler kosidah untuk melatih seni religius siswa,” jelas Ibu Yunita.
Dorong Partisipasi Siswa dalam Seni
SDN Kayuwalang juga berupaya meningkatkan partisipasi siswa dalam bidang seni. Fokus utama saat ini adalah siswa laki-laki, yang dinilai lebih aktif dalam mengikuti lomba seni seperti menyanyi dan pertunjukan seni lainnya.
“Walaupun siswa perempuan juga dilibatkan, siswa laki-laki lebih menonjol karena mereka lebih agresif dalam mengikuti kegiatan. Namun, kami tetap memberikan kesempatan yang sama kepada semua siswa,” tambahnya.
Kekurangan Fasilitas: Tantangan dan Harapan
Dengan jumlah siswa yang meningkat dari 170 menjadi 220 siswa, SDN Kayuwalang menghadapi keterbatasan fasilitas. Sekolah saat ini memiliki 10 rombel, tetapi hanya 8 ruang kelas yang tersedia. Kekurangan dua ruang kelas tambahan membuat sekolah harus mengorbankan fungsi ruang perpustakaan.
“Kami belum memiliki perpustakaan yang layak, dan ruang komputer sementara dijadikan ruang kelas karena kebutuhan mendesak. Ruang komputer digabungkan dengan perpustakaan, yang sebenarnya kurang ideal untuk mendukung proses pembelajaran,” ujar Ibu Yunita.
Ia berharap dukungan dari Dinas Pendidikan untuk merealisasikan tambahan dua lantai agar kebutuhan ruang kelas tercukupi. Dengan demikian, fungsi perpustakaan dan ruang komputer dapat kembali maksimal.
“Kami sangat mengapresiasi bantuan yang telah diberikan oleh Dinas Pendidikan, seperti ruang komputer. Namun, kami masih membutuhkan tambahan fasilitas agar proses belajar mengajar berjalan lebih efektif,” tutupnya.
Dengan berbagai program dan upaya perbaikan yang tengah dilakukan, SDN Kayuwalang optimis dapat terus memberikan layanan pendidikan terbaik bagi para siswanya pada tahun 2025 dan seterusnya.
(Ramadhan)
Post A Comment:
0 comments: